Pages

  • Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • RSS Feed

Minggu, 22 Juni 2014


Wah, tak terasa sudah sampai di postingan saya terakhir di blog ini. Tak terasa sudah belajar Psikologi Umum bersama Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd. Jujur, sejak pertama kali mengisi KRS dan melihat kalau mata kuliah ini merupakan paket wajib, saya sempat berpikir bahwa matakuliah ini adalah matakuliah hafalan yang membosankan dan pokoknya tidak asyik. Tapi semua berubah sejak pertama kali Ibu datang ke kelas kami. Saya sangat tertarik ketika Ibu mengatakan bahwa di Psikologi ini kita bisa mengetahui sifat orang lain dari perilakunya, dari gerak tubuh maupun wajahnya. Rasanya itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Sempat terbersit sejenak untuk mengambil jurusan Psikologi di S-2 nanti.

Hari-hari kuliah bersama Ibu jauh berbeda dengan kuliah bersama dosen lain. Kuliah bukan lagi menjadi kegiatan yang kaku, benar-benar rileks seperti diskusi atau belajar bersama. Kuliah benar-benar menyenangkan. Banyak metode mengajar yang tak pernah diberikan dosen lain kepada kami seperti yang Ibu berikan.

Soal Ujian Tengah Semester (UTS) pun cukup menyenangkan, sebab kami bukan dituntut untuk menghafal, tetapi lebih ke pemahaman. Mengenai Ujian Akhir Semester (UAS), saya juga senang diberikan waktu yang sangat panjang untuk menjawabnya hihi...

Akhir kata, terima kasih banyak kepada Ibu Filia yang telah memberikan banyak hal baru bagi kami. Maafkan kami kalau banyak tindakan kami yang mengecewakan Ibu. Semoga apa yang kami dapatkan selama kuliah bersama Ibu dapat berguna bagi kehidupan kami ke depannya. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Ibu.

Para peneliti lansia mengelompokkan lansia dalam 3 kelompok  :
1) Young old (65-74 tahun)
2) Old old (75-84 tahun)
3) Oldest old (>85 tahun)


I. Perkembangan Fisik
A. Perubahan Fisik
Beberapa sistem tubuh menurun dengan pesat, diantaranya :
1. Sistem Persyarafan
Hubungan persyarafan menurun, lambat dalam merespons baik dari gerakan maupun jarak waktu.
2. Sistem Pendengaran
Gangguan pada pendengaran (presbiakusis), membran timpani mengalami atrofi (penyusutan), terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin.
3. Sistem Penglihatan
Timbul sklerosis (penebalan) pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar, lensa lebih suram (keruh) sehingga dapat menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap, menurunnya lapang pandang, dan menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan hijau.
4. Sistem Pernapasan
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan menurun, dan kedalaman bernapas menurun.
5. Sistem Integumen
Kulit menjadi keriput, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, dan kuku jari menjadi keras dan rapuh.
6. dan lain-lain

- Setelah usia 30 tahun, pada dasarnya otak manusia berkurang beratnya.
- Beberapa lansia mengalami penurunan sensoris yang tajam.
- Fungis sensoris dan psikomotoris yang dapat mengalami penurunan :
   1) Penglihatan
   2) Pendengaran
   3) Kekuatan 

   4) Ketahanan
   5) Keseimbangan

   6) Waktu reaksi

B. Kesehatan Fisik dan Mental 
4 penyebab kematian pada kesehatan lansia secara umum :
   1) Penyakit jantung
   2) Kanker
   3) Stroke
   4) Penyakit pernapasan bawah yang kronis

Keterbatasan kemampuan dan aktivitas lansia dapat berupa : 
   1)  activities of daily living (ADLs) seperti mengenakan pakaian, mandi
         2) instrumental activities of daily living (IADLs) seperti berbelanja, pergi ke dokter seorang diri


II. Perkembangan Kognitif
A. Inteligensi / Kecerdasan
Sering menjadi pertanyaan, apakah kecerdasan lansia menurun atau tidak. Jawabannya ialah, tergantung pada kemampuan yang diukur. Bisa saja ketika pengukuran, lansia tidak memahami instruksi karena keterbatasan pendengaran dan penglihatan sehingga tes kecerdasan dengan batasan waktu sulit untuk dilakukan pada lansia.

B.  Memori / Ingatan 
Gagalnya mengingat sesuatu seringkali menjadi tanda penuaan. Seperti halnya fungsi kognitif lainnya, sebenarnya ingatan mengalami penurunan yang perlahan dan sangat beragam kondisinya. 
Ingatan dapat dibedakan menjadi 2 :
1) Ingatan Jangka Pendek (Short Time Memory)
Mengalami sedikit penurunan pada sensory memory sedangkan working memory mengalami penurunan yang besar.
2) Ingatan Jangka Panjang (Long Time Memory)
Episodic memory mengalami kemunduran, semantic memory mengalami penurunan yang kecil, dan procedural memory tidak dipengaruhi oleh bertambahnya usia.


III. Perkembangan Psikosial
A. Kepribadian 
Kepribadian merupakan merupakan prediktor yang kuat dari emosi dan kesejahteraan (well being) subyektif.

B. Model Coping
Coping pada lansia untuk memiliki kondisi kesehatan mental yang positif, yaitu : 
1. adaptive defenses
2. cognitive appraisal model
3. selective optimization with compensation

C. Model Lansia Sukses dan Optimal 
3  komponen utama lansia sukses : 
1. menghindari penyakit atau disease-related disability
2. menjaga fungsi kognitif dan fisik
3. keterlibatan aktif dalam sosial dan aktivitas produktif 


Gaya Hidup dan Kehidupan Sosial

·        -  Faktor orang melakukan pensiun adalah karena kesehatan dan pertimbangan finansial.
·        -  Pensiun bukanlah suatu peristiwa tunggal melainkan proses.
·        -  3 pola gaya hidup : family-focused lifestyle, balanced investment, dan serious leisure


Kehidupan Personal Lansia
Semakin tua, para lansia tidak banyak menghabiskan waktu dengan orang lain. Sebenarnya relasi sosial dengan orang lain pada lansia tetaplah penting. 

Beberapa keuntungan dari relasi sosial pada lansia  :
1) Penurunan fungsi kognitif yang rendah
2) Dukungan emosi untuk menjadi kepuasan hidup ketika menghadapi stress dan trauma
3) Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan



Ragam Relasi pada Lansia 
- Perkawinan yang tetap langgeng hingga lansia dinilai memiliki kepuasan yang lebih besar.
- Lansia yang menjadi duda lebih banyak yang menikah kembali daripada lansia yang menjadi janda.
- Lansia lebih banyak menghabiskan waktu bersama sahabatnya daripada dengan keluarganya.
- Lansia bisa mendapatkan dukungan besar dari anaknya seperti ia dulu merawat anaknya. 
- Biasanya pada periode lansia  ini, cucu mereka sudah semakin besar dan akhirnya mereka jarang bertemu.



Kelompok 4
Anggota :
Qhalby Mulya (101402110)
Renato Rashidi Siahaan (121402015)
Chairina Ulfa (121402035)
Elita Sari Lubis (121402041)


Perilaku orang memang berbeda-beda. Tidak jauh-jauh, contohnya saja di kelas dimana saya sedang duduk menimba ilmu. Kerap kali saya bertanya dalam hati "Kok bisa ya?"

Berhubungan dengan judul postingan saya kali ini, ada beberapa orang di kelas yang saya amati sangat jarang berkomunikasi dengan orang lain. Ada yang saya beri istilah 5D (Datang, Duduk, Diam, Dengar, DahDah...). Kasus yang satu ini, si doi hanya datang ke kampus, mengambil kursinya, diam sambil mendengar dan melihat apa yang terjadi, lalu pulang. Doi adalah sosok yang sangat pendiam yang membuat kita bertanya-tanya apa yang ada di dalam pikirannya. Sampai-sampai kita akan memberi perhatian penuh kepada si doi hanya untuk mendengar suaranya tatkala ia maju ke depan kelas untuk presentasi.

Ada juga yang dari pagi hingga pulang kuliah sibuk dengan laptopnya. Saya saja sampai heran melihat doi yang satu ini, apa matanya tidak perih menatap laptop berjam-jam? Apa nggak bosan main sama laptop terus? Apakah teman-temannya kalah seru dengan laptopnya?

Sebagai makhluk sosial, kita tidak mungkin tidak memerlukan orang lain dalam menjalankan kehidupan kita. Mau tidak mau, kita harus berinteraksi dengan orang lain. Interaksi inilah yang disebut dengan komunikasi. 

Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

Di dunia kampus, kita tidak akan lepas dari tugas kelompok. Untuk menyelesaikan tugas yang baik, tentu diperlukan komunikasi yang baik pula dari setiap anggota kelompok. Diperlukan pembagian tugas yang jelas dan saling tolong menolong satu sama lain. Bagaimana mungkin bisa tercipta komunikasi yang baik kalau selama ini kita tidak peduli dengan teman-teman kita? Bagaimana mungkin bisa tercipta komunikasi yang baik kalau kita jarang berbicara dengan orang lain?

Lebih dari itu, komunikasi bukan hanya berguna untuk sekedar menyelesaikan tugas kelompok dan memperoleh nilai yang baik. Komunikasi juga memiliki andil yang besar dalam pertumbuhan kepribadian. Kurang komunikasi akan menghambat kepribadian seseorang. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita juga belajar mengetahui dan memahami pola hidup/ kebiasaan/ karakter orang tersebut. Kita jadi tahu kalau ada teman kita yang datang kepada kita kalau ada maunya saja, kita jadi tahu kalau ada teman kita yang suka mudah tersinggung dan tidak dapat diajak bercanda, dan sebagainya. Dengan mengetahui karakter teman kita, kita menjadi tahu bagaimana kita harus bertindak terhadapnya dan pola komunikasi apa yang cocok dengannya.

Komunikasi yang baik juga sangat membantu kehidupan kita di kampus. Komunikasi yang baik akan menghasilkan hubungan pertemanan yang baik pula. Tentu teman kitalah yang akan membantu kita ketika kita kurang mengerti materi yang diajarkan dosen, ketika ada tugas yang tak mampu kita kerjakan sendiri, ketika kita kehabisan uang dan butuh pinjaman, ketika kita butuh seseorang untuk membantu memecahkan masalah kita, dan sebagainya.

Setelah tamat kuliah, hubungan pertemanan yang baik sebagai akibat komunikasi yang baik juga memberikan manfaat bagi kita. Kita bisa memperoleh info lowongan pekerjaan ataupun memperoleh pekerjaan dari teman kita yang duluan tamat atau bahkan bisa bekerja sama untuk membangun sebuah usaha di bidang yang sama.

Komunikasi yang baik memiliki banyak sekali manfaat. Oleh sebab itu, marilah kita bangun komunikasi yang baik dengan semua orang dimanapun kita berada. 



Nama : Renato Rashidi S
NIM  : 121402015
 

Sabtu, 21 Juni 2014


Masa remaja adalah masa dimana manusia sedang mencari jati dirinya. Dalam pencarian jati diri ini, remaja umumnya memilih idolanya yang dikaguminya, baik itu penyanyi, pemain film ataupun public figure lainnya.

Tak jarang para remaja ini memuja habis-habisan idolanya layaknya Tuhan. Mereka rela melakukan apapun demi menyerupai idolanya seperti meniru cara berbicara, berpakaian, gaya rambut, hingga karakter idolanya secara keseluruhan. Mereka tak malu dikatakan "gila" oleh orang lain karena idolanya. Hal inilah yang disebut dengan fanatisme.


Fanatisme atau fanatik adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Menurut definisinya, fanatisme biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan individu yang mengalami deindividuasi untuk lebih tidak terkontrol perilakunya.

Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional.
 
Segala sesuatu yang berlebihan sudah jelas tak baik. Fanatisme ini menyebabkan banyak remaja yang sesungguhnya telah kehilangan jati dirinya. Mereka tidak mampu menempatkan dirinya secara realistis dan tidak dapat memahami keadaan diri sebagaimana adanya.

Para remaja yang mengalami fanatisme ini bahkan tidak bisa memandang kesalahan idolanya. Apapun yang dilakukan idolanya selalu dianggap benar, meskipun itu salah. Kalaupun itu salah, biasanya mereka akan melakukan pembelaan terhadap idolanya agar idolanya tersebut terlihat tetap benar di mata orang lain

Remaja yang telah disihir fanatisme ini cenderung menjadi pribadi yang mudah disinggung apabila idolanya dijadikan lelucon dan mengganggap orang yang melakukannya adalah hater idolanya.



Rasa mudah tersinggung ini kerap kali menimbulkan perang antarfanbase, terutama di dunia maya. Padahal belum tentu idola mereka bermusuhan, bisa saja mereka malahan berteman baik. Yang ada, fans yang terlalu fanatik sering merusak nama baik idolanya sendiri.


Sesungguhnya saya sendiri sebagai remaja sempat merasakan apa yang disebut dengan fanatisme terhadap salah seorang penyanyi. Hampir semua video saat dia pernah tampil manggung pasti saya punya. Bahkan setiap kali dia datang ke kota Medan, saya pasti datang melihatnya, tak peduli meskipun cuaca panas atau hujan, jarak yang jauh, pasti akan saya tempuh. Memang ada kebanggaan sendiri saat saya sudah pernah berfoto bareng beberapa kali dan bahkan idola saya tersebut sampai mengenal nama saya. Namun, lama kelamaan saya akhirnya sadar dan tidak terlalu fanatik lagi.

Kadang kadang, suatu kefanatikan itu dapat terjadi di karenakan oleh kodrat seorang manusia, apalagi pada saat usia remaja. Yang membutuhkan seseorang sebagai sumber inspirasi, penghibur diri dan sebagai alat untuk bermimpi. Mengapa sebagai alat untuk bermimpi? Karena, pada umumnya seorang idola pasti di gunakan sebagai alat bermimpi, atau bahan khayalan.

Penyebab pasti kefanatikan itu hanya ada pada diri remaja itu masing masing. Jika ditanya apa penyebabnya, jawaban mereka bervariasi dan ada juga yang tidak dapat menjawabnya. Alasan mereka hanyalah perasaan kekaguman yang tinggi sudah mereka rasakan dengan hanya melihat wajah idolanya ataupun dengan mendengar suaranya saja. Bahkan, mereka bisa berteriak teriak hanya karena kita sebutkan tokoh idolanya. Sungguh ironis bukan? Tapi itulah sikap dan sifat remaja remaja masa kini. Jika seorang remaja yang tidak memiliki idola, remaja itu kadang mendapat olokan atau ejekan dari teman teman mereka yang mayoritas remaja fanatic dan labil. Di sebutnya tidak gaul lah, tidak up to date lah, dan sebutan lainnya.  

Kita boleh menjadikan idola kita sebagai inspirasinya. Tetapi ingatlah, bahwa idola kita itu pun adalah manusia biasa seperti kita. Mereka bukanlah Tuhan yang selalu benar dan sempurna. Jangan sampai idola kita membutakan mata kita dari kebenaran. Jangan sampai membuat kita mengarah ke pemahaman buta yang tidak bisa menerima pandangan yang berbeda dengan kita. Sekali lagi, sesuatu yang terlalu itu tidak baik. Mari kita ambil sisi positif dari idola kita, bagaimana dia bisa sukses, bagaimana dia bisa eksis di dunia publc figure, dan sebagainya.  Untuk sifatnya yang buruk, marilah kita buang jauh-jauh dari hidup kita.



Nama : Renato Rashidi Siahaan
NIM  : 121402015

Jumat, 20 Juni 2014

"Butuh banget motivasi..."
"Nggak ada yang motivasiin aku sih..."
"Dia yang selalu ngasi motivasi ke aku..."
"Belum ada motivasi nih..."

Pernah mendengar seseorang mengucapkan hal-hal tersebut ?
Atau kamu termasuk salah satunya ?


Lalu, apa sebenarnya motivasi itu ?
Itu loh, kata-kata dahsyat penggugah hati yang selalu diucapkan Pak Mario Teguh haha (just kidding)
Let's check this out !

Motivasi

Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Mari kita lihat pengertian motivasi menurut para pakar :
  • Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
  • Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
  • Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
  • Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah : keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).

Menurut saya, motivasi adalah segala sesuatu yang membuat kita melakukan sesuatu. Kita tidak akan melakukan sesuatu tanpa adanya motivasi.
Contohnya : Kita makan karena kita lapar. Kita makan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa lapar.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai tiga komponen, yaitu:
a. Kebutuhan
b. Dorongan
c. Tujuan 

Seseorang yang memiliki tujuan tertentu dalam melakukan pekerjaan, pasti akan melakukannya dengan penuh semangat. Dengan demikian, antara minat dan motivasi mempunyai hubungan yang erat, karena motivasi merupakan dorongan atau penggerak bagi seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan dan berhubungan langsung dengan sesuatu yang menjadi minatnya.
 
Motivasi dapat dikatakan sebagai pendukung suatu perbuatan yang menyebabkan seseorang mau untuk melakukan berbagai kegiatan. Motivasi yang tinggi akan mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaannya lebih fokus dan lebih intensif, begitu pula sebaliknya, sehingga tinggi rendahnya motivasi seseorang akan mendorong seberapa besar keinginannya dalam melakukan pekerjaan.

Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :
  • Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
  • Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
  • Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :
  • Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
  • Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
  • Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 

Faktor Motivasi

Motivasi seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :

a. Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri individu :
  1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.
  2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.
  3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
  4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
  5. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

b. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri individu :
  1. Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud.
  2. Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
  3. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
  4. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.


Contoh kasus mengenai motivasi yang cukup kompleks yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal :
Andi terlahir dari keluarga yang kurang mampu, ayahnya hanyalah pedagang bakso keliling dan ibunya hanyalah tukang cuci di beberapa rumah tetangganya. Andi adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Meskipun kurang mampu, tapi bagi orangtua Andi, pendidikan anaknya adalah yang paling utama. Mereka rela bekerja dari pagi hingga malam membanting tulang agar anak-anaknya dapat bersekolah. Andi pun menyadari hal itu.
Di saat kebanyakan teman-temannya diantar oleh orangtuanya ke sekolah, Andi hanya bisa melangkahkan kakinya untuk sampai kesana. Andi kerap mendapat ejekan karena penampilannya yang sangat berbeda dengan teman-temannya. Tetapi Andi tidak pernah menyimpan dendam atas teman-temannya, melainkan hal itu menjadi motivasi baginya.
Andi menyadari bahwa sebagai anak sulung, ia menjadi harapan besar kedua orangtuanya. Oleh sebab itu, ia selalu menyempatkan diri untuk belajar di samping sibuk mengurus ketiga adiknya yang masih kecil. Ia tak ingin sama seperti orangtuanya, ia ingin untuk mengubah ekonomi keluarganya sehingga orang-orang di sekitarnya tidak lagi memandang mereka dengan sebelah mata. Terbukti dari hasil tekun belajar dan juga tak pernah lupa untuk beribadah, Andi pun mendapatkan ranking umum di sekolahnya. Dari SD-SMA, Andi tidak pernah membayar uang sekolah. Di bangku kuliah, Andi tetap tekun sehingga ia terus mendapat beasiswa dari pemerintah sampai tamat. Karena kecapakannya, Andi mendapat pekerjaan yang hebat. Orangtuanya tidak perlu bekerja hingga malam dan biaya sekolah adik-adiknya ditanggung oleh Andi. Kalau tidak ada motivasi, tentulah semua itu tidak akan terjadi.

Rujukan buku :  
  • As’ad, Moh. 1998. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
  • Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
  • Sardiman, A.M. 2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Grafindo.
  • Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
  • Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.



Nama : Renato Rashidi S
NIM  : 121402015

Sabtu, 12 April 2014

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Konflik dapat diartikan sebagai situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau cara pandang dalam diri individu, kelompok maupun organisasi.

Konflik seringkali membawa kita ke dalam suasana yang kurang menyenangkan terutama apabila kita tidak mampu mengatasinya. Konflik dapat dialami oleh semua orang, dari tua sampai muda, dari anak sekolah sampai mahasiswa, bahkan tua renta sekalipun karena konflik berawal dari pengambilan keputusan dalam hidup. Pengambilan keputusan dihadapkan pada dua atau lebih pilihan, yaitu harus memilih yang satu dan meninggalkan yang lain..


Kurt Lewin membagi konflik menjadi 3 macam yaitu konflik approach-approach, konflik approach-avoidance, dan konflik avoidance-avoidance.

1. Konflik approach-approach (mendekat-mendekat)
Yaitu konflik yang muncul ketika dihadapkan pada dua hal atau lebih yang sama-sama bersifat positif atau disukai.
Contoh : Sewaktu masih di kelas 3 SMA, saya mengikuti tes ujian masuk Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE). Hasil yang tak terduga, saya dinyatakan lulus dengan peringkat 2 di program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP). Saya sangat bahagia karena program studi ini adalah pilihan pertama saya. Banyak sekali keluarga saya yang menyarankan untuk melanjutkan kuliah disana karena berprospek sangat baik bagi masa depan. Akhirnya keluarga pun sepakat untuk membayar uang masuk di CWE sekaligus sebagai alternatif kalau saya tidak lulus di jalur SNMPTN Undangan. Hari pengumuman SNMPTN Undangan pun tiba, saya dinyatakan lulus di program studi Teknologi Informasi USU. Saya kembali berbahagia karena saya tidak harus berjuang di SNMPTN Tertulis. Namun, hal tersebut menimbulkan konflik dalam diri saya. Saya sangat menyukai kedua program studi ini, ditambah lagi keduanya sama-sama memiliki prospek yang baik. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia sehingga setelah lulus dari CWE bisa dipastikan saya akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang relatif tinggi. Teknologi Informasi juga merupakan program studi yang paling diincar. Bidang teknologi komputer sangat luas, hampir tidak ada bidang kehidupan yang tidak tersentuh oleh bidang teknologi komputer.  Luasnya bidang aplikasi tersebut, pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan tingginya kebutuhan pengembangan perangkat lunak memberikan prospek yang sangat cerah bagi lulusan Teknologi Informasi. Setelah berpikir panjang, akhirnya saya pun memilih jurusan Teknologi Informasi USU.

2. Konflik avoidance-avoidance (menjauh-menjauh)
Yaitu konflik yang muncul ketika dihadapkan pada dua hal atau lebih yang sama-sama bersifat negatif atau tidak disukai.
Contoh : Saya termasuk orang yang susah dalam makan, dalam arti cukup banyak makanan yang tidak saya sukai. Pernah suatu hari, saya pulang ke rumah dalam keadaan yang sangat lelah dengan jadwal mata kuliah yang sangat padat ditambah lagi jadwal laboratorium. Ketika sampai di rumah, rasanya ingin sekali langsung menyantap makanan favorit saya. Tapi apa mau dikata, yang tersedia hanyalah ikan kembung kuring dan ikan merah. Keduanya adalah ikan yang tidak saya sukai. Menurut saya, ikan kembung kuring itu sangat repot untuk dimakan. Sudah capek mengupas dagingnya, hasilnya pun tak seberapa. Tidak cukup 1 ekor untuk sekali makan dan saya memang kurang suka rasanya. Kalau ikan merah, saya memang tidak suka baunya ditambah lagi rasanya. Sangat berat bagi saya untuk memakan salah satunya. Tapi berhubung karena badan ini sudah terlalu lelah dan perut sudah keroncongan, mau tak mau akhirnya saya pun memilih untuk memakan ikan kembung kuring.

3. Konflik approach-avoidance (mendekat-menjauh)
Yaitu konflik yang muncul ketika dihadapkan pada dua hal atau lebih yang saling bertolak belakang, yang satu bersifat positif (disukai) dan yang lain bersifat negatif (tidak disukai). Konflik ini merupakan konflik yang paling sulit untuk dipecahkan.
T. Morgan et. Al. (1986: 301) dengan gamblang menyatakan: “The third type of conflict, approach-aavoidance, is often the most difficult to resolve because, in this type of conflict, a person is both attracted and repelled by the same goal object” (Jenis ketiga dari konflik, mendekat-menjauh, seringkali adalah jenis yang paling sulit dipecahkan karena, dalam konflik jenis ini, seseorang pada saat bersamaan menaruh minat terhadap dan dijauhkan dari objek tujuan yang sama).
Contoh : Belakangan ini saya sangat menyukai film-film Thailand. Bermula dari meng-copy salah satu film berjudul SuckSeed dari teman, saya menjadi ketagihan menonton film dari negeri gajah putih ini, terutama genre comedy-romantic dan horror. Film yang dihasilkan selalu sederhana dan tidak mudah ditebak ending-nya. Selain itu, budaya mereka hampir sama dengan budaya kita. Itulah mengapa saya sangat jatuh cinta kepada film Thailand, seperti SuckSeed dan Hormones The Series. Saking cintanya, saya ingin sekali mengoleksi semua merchandise resmi seperti CD, DVD, boxset, photobook, kaos, topi, hoodie yang dikirim langsung dari sana. Seperti ada rasa kepuasaan tersendiri kalau memilikinya. Tapi hal itu tentu akan memakan biaya yang sangat besar. Selain memang harga barang yang memang mahal, ditambah lagi biaya pengiriman Thailand-Indonesia juga tidak mau kalah bersaing yang terkadang bahkan lebih mahal dari harga barang itu sendiri. Saya sangat ingin membeli yang resmi, tapi uang saya tidak banyak dan saya sadar bahwa untuk keadaan ekonomi saat ini, belum kelasnya untuk saya membeli barang-barang semahal itu. Alhasil, saya hanya membeli beberapa merchandise dan itupun buatan dalam negeri yang tentu saja bukan original.

Setiap konflik tidak selalu bermuatan tunggal, tapi adakalanya melibatkan berbagai persoalan yang kompleks sekaligus. Pada alternatif pilihan yang ada terkandung banyak unsur positif dan negatif secara bersamaan. Konflik seperti ini lazim disebut multiple approach-avoidance conflict. Contoh konkrit, seorang perempuan dihadapkan pada pilihan menekuni karier di luar rumah atau menikah dan berkeluarga. Kedua-duanya mengandung sisi-sisi positif dan negatif sekaligus.

Konflik juga terjadi pada hubungan interpersonal, baik hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok. Konflik dalam hubungan interpersonal adalah “hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan” (Fisher et al. (2000:4). Masing-masing pihak mempunyai keinginan dan ekspektasi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi dengan keluarga di rumah, tetangga, teman sekerja, atau interaksi dengan masyarakat luas pada umumnya. Konflik-konflik ini pada gilirannya menimbulkan stres dan boleh jadi emosi turut menyertainya. 




Nama : Renato Rashidi S
NIM  : 121402015



Pernahkah kamu merasa benci dengan diri sendiri dan ingin menjadi orang yang benar-benar beda dengan kamu yang sekarang ?

Sebagian orang yang pernah mengalami ini akan mencoba menjadi orang lain dengan mengubah penampilan, perilaku, pola pikirnya dan sebagainya saat berada di lingkungannya yang lain.

Hal tersebut dinamakan kepribadian ganda atau lebih dikenal dengan alter ego. Menurut Wikipedia, alter ego (Bahasa Latin, "aku yang lain") merupakan diri kedua yang dipercaya berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian yang sebenarnya. Istilah ini dipakai pada awal abad ke-19 ketika gangguan pemecahan kepribadian pertama kali dijelaskan oleh psikolog. Seseorang yang memiliki alter ego dikatakan menjalani kehidupan ganda.

  
Penyebab Kepribadian Ganda
Walaupun tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil. Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak kecil, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis. Trauma tersebut menyebabkan si anak mencoba menghibur dirinya sendiri dengan menciptakan pribadi yang lain dalam dirinya. Tujuannya adalah untuk melupakan trauma tersebut dan mencari rasa aman.

Orang-orang seperti ini terbiasa melindungi diri dari masalah dengan menggonta-ganti kepribadiannya hingga mereka tumbuh dewasa. Tiap ada masalah baru, artinya ada kepribadian baru juga. Jadi jangan kaget ada penderita yang bisa punya sepuluh (atau lebih) kepribadian yang berbeda-beda.


Menurut Bert de Wildt, dokter lulusan Universitas Hanover di Jerman, salah satu penyebab munculnya kepribadian ganda adalah seringnya bermain game di internet secara terus menerus. Penelitiannya terhadap seorang wanita yang bermain game online selama tiga jam perhari selama tiga bulan, membuktikan hal ini. Memainkan karakter rekaan secara berganti-ganti membuat wanita ini kehilangan kendali atas identitasnya. Sekalipun tidak terlalu parah, namun gangguan ini cukup berarti. Wanita tersebut menjadi sering mencampur kepribadian aslinya dengan karakter-karakter yang dimainkannya di game.

Jika kamu termasuk orang yang suka curhat kepada diri sendiri dan seolah-olah selalu mampu menyelesaikan persoalan pribadi sendirian tanpa merasa butuh orang lain, maka kamu termasuk orang berkepribadian ganda. Lantas, apakah semua orang penderita kepribadian ganda hanya mempedulikan diri sendiri ? Tidak juga, banyak orang berkepribadian ganda adalah orang yang ramah, bahkann sangat ramah dibandingkan orang pada umumnya. Mereka juga kadang mudah mengasihi dan bersimpati. Tapi jangan sekali-sekali menyakiti hatinya dan mengkhianatinya, karena sekalinya ia dikhianati, ia bisa berubah jadi pembunuh kejam. Itu sebabnya tak mengherankan jika banyak pembunuh sadis yang berlatar belakang orang baik-baik, ramah, santun, bahkan taat beragama.

Ciri-Ciri Kepribadian Ganda
Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia menderita kepribadian ganda.
  1. Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
  2. Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
  3. Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
  4. Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.

Cara Menghadapi Kepribadian Ganda
  • Perhatikan apabila orang tersebut sering memperkenalkan dirinya dengan berbeda nama atau karakter berubah bertolak belakang dengan karakter awal
  • Pahami latar belakang orang tersebut sehingga bisa menemukan tanda-tanda apabila memang mempunyai kepribadian ganda
  • Bawalah orang tersbut ke psikiater agar bisa lebih dimengerti oleh orang yang sudah pakar di bidangnya
  • Jangan membuat orang tersebut mudah tersinggung
  • Tetaplah berkomunikasi agar bisa tetap dalam satu karakter 


Nama : Renato Rashidi S
NIM  : 121402015

Jumat, 11 April 2014


Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang, banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh. Namun, segala sesuatu pasti memiliki dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif yang sedang booming ialah fenomena orang-orang yang "gila" secara mendadak.

Salah satu bukti yang paling nyata terlihat di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan kawan-kawannya. Kita pasti pernah melihat postingan seperti di bawah ini dituliskan oleh teman-teman kita atau mungkin bahkan kita sendiri :
            "Lapar".
            "Ngantuk".
            "Mati lampu".
 

Sadar atau tidak sadar, teknologi telah membuat sebagian dari kita menjadi gila. Berikut ini perbandingan perilaku orang gila dan orang waras :
Orang gila       : lapar -- update status
Orang waras   : lapar -- makan
Orang gila       : ngantuk -- update status
Orang waras   : ngantuk -- tidur
Orang gila       : mati lampu -- update status
Orang waras   : mati lampu -- ambil lilin dan korek api, lalu menghidupkan lilin.


Fenomena yang satu ini terjadi karena adanya persepsi bahwa anak gaul adalah orang yang selalu aktif di dunia maya dan memberitahukan apa yang sedang terjadi, dirasakan dan dilakukannya. Atau dengan kata lain, dunia harus tahu semuanya tentang dia. Anak gaul dianggap seakan-akan memiliki kasta yang lebih tinggi dibandingkan anak kurang gaul. Anak gaul dianggap keren, up-to-date, dan merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan, sehingga mereka berusaha untuk mendapat predikat tersebut.

Bukti yang kedua masih juga terlihat di jejaring sosial, seperti Instagram dan Path yaitu menggunggah foto makanan yang ada di hadapannya. Memotret makanan dan mengunggahnya seolah sudah menjadi ritual. Bukan hanya sekali, makanan akan difoto beberapa kali dari angle yang berbeda-beda. Bahkan, tidak jarang mereka sampai harus berdiri supaya semua makanan bisa masuk dalam satu frame foto.


Selanjutnya, hasil foto itu diedit menggunakan filter tertentu atau di-crop agar lebih menarik. Bahkan, ada juga yang menambahkan stiker dan tulisan. Jika sudah dianggap oke, mereka akan segera mengunggahnya. Tidak lupa foto diberi hashtag dan detail lokasi tempat makan yang didatangi. 

Perbandingan perilaku orang gila dan orang waras :
Orang gila      : mau makan -- ambil smartphone, memotret makanan lalu mengunggahnya
Orang waras  : mau makan -- berdoa

Fenomena di atas dilakukan orang untuk menunjukkan kelas sosialnya. Hal ini bisa dilihat dari kelas makanan yang diunggah. Kalau seseorang mengunggah makanan dari restoran terkenal, ia akan dianggap lebih ”berkelas” karena bisa makan di tempat yang sedang hits dan harganya relatif mahal. Biasanya mereka tidak akan mengunggah kalau makan di tempat biasa dengan makanan yang biasa pula.

Berdasarkan 2 bukti di atas terlihat adanya hubungan antara motivasi dan perilaku. Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku (perilaku). Perilaku ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.

Woodhworth (dalam Petri, 1981) mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku menurut konsep Woodworth mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu :

  1. Intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan individu berperilaku tertentu; 
  2. Pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan suatu perilaku tertentu;
  3. Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus menerus. 

Dengan kata lain, jika ketiga hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan mampu menimbulkan perilaku. 



Nama : Renato Rashidi S
NIM  : 121402015

Kamis, 27 Februari 2014

Hello world !
Sebuah salam pembuka yang tidak biasa untuk memulai tulisan di blog, tapi merupakan kalimat yang pasti pernah dibaca, diucapkan, dan bahkan diketik oleh mahasiswa jurusan IT. (Yang anak IT, toss dulu)

Let me introduce myself!
Namaku Renato Rashidi Siahaan. Waktu SD sering dipanggil "Ren" tapi sejak masa putih-biru berubah jadi "Nato". Lebih keren aja gitu, secara NATO itu kan singkatan dari No Action Talk Only North Atlantic Treaty Organization, sebuah organisasi internasional yang bertujuan menjaga perdamaian dan keamanan bagi negara anggotanya. Ntah itu kebetulan atau nggak, jumlah anggota NATO itu ada 28 negara dan aku juga lahir di angka yang sama yaitu 28 Januari 1995. Satu hal yang kubanggakan, namaku itu termasuk langka (terima kasih kepada bapak dan mama). Dalam sejarah hidupku yang hampir mencapai 1/5 abad ini, belum pernah kujumpai orang yang namanya Renato ataupun Rashidi. Bahkan aku pernah iseng searching namaku di direktori mahasiswa, dan hasilnya pun nihil. 

Seperti bisa ditebak, aku sedang duduk di bangku kuliah di jurusan paling keren saat ini, apalagi kalau bukan IT (Information Technology) di Universitas Sumatera Utara. Kenapa aku bilang paling keren? Karena kalo kuliah di jurusan ini, orang-orang akan berpikir kalo kita itu bisa segalanya seperti bisa mengambil kembali akun facebook yang di-hack orang, mengedit gambar dan video, dan yang paling parah adalah bisa memperbaiki laptop yang rusak. Bukan sekali dua kali kuhadapi orang-orang yang menanyakanku untuk mengerjakan hal-hal tersebut -_-

By the way, anyway, busway, ini bukanlah pertama kalinya jari-jemariku mengukir tulisan di blog. Namun blog ini sengaja dibuat akan aku khususkan untuk tugas Pengantar Psikologi Umum, sebuah matakuliah semester 4 dengan kode TIS2302 dan bobot sebanyak 2 SKS yang menurut buku pedoman akan mempelajari sifat alamiah manusia, perilaku, dan proses kognitif. Blog ini hanya akan berisi tugas-tugasku, jadi jangan harapkan curahan hatiku yang lagi galau, termehek-mehek, sedih gelisah gundah gulana, dilanda rindu ataupun senang karena punya pacar (amin) akan tertuang disini. Dan untuk ke depannya, tulisanku akan lebih sesuai dengan EyD.

Akhir kata, terima kasih sebesar-besarnya kepada Bu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd yang membuat saya mau tidak mau kembali blogging setelah lama pensiun dan memberikan variasi tugas, soalnya udah bosen banget dengan model tugas ngoding program dan web, makalah trus diprint dan dijilid, tugas dalam bentuk pdf trus diupload ke e-learning, slide powerpoint trus presentasi, apalagi kalo disuruh tulis tangan di double folio, rasanya kayak bukan anak IT aja dan yang paling penting makin mempercepat global warming.
Tanpa kehadiran Ibu, takkan ada email 121402015rrs@gmail.com...
Tanpa kehadiran Ibu, takkan ada blog ini...
Tanpa kehadiran Ibu, takkan ada semangatku mencurahkan tulisan ini...
Pokok'e tiada kesan tanpa kehadiran Ibu di duniaku :D

Terima kasih juga kepada seluruh insan manusia yang baik hatinya telah berkunjung ke blog ini. Segenap saran positif, komentar serta kritik membangun kiranya boleh dituangkan di dalam kolom komentar. Semoga kiranya blog ini bermanfaat bagi kita semua. Dan tak muluk-muluk pula, semoga kiranya nilai A akan tertera di portal akademikku untuk matakuliah ini.



 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff