Pages

  • Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • RSS Feed

Sabtu, 12 April 2014

Konflik

Tidak ada komentar:
 
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Konflik dapat diartikan sebagai situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau cara pandang dalam diri individu, kelompok maupun organisasi.

Konflik seringkali membawa kita ke dalam suasana yang kurang menyenangkan terutama apabila kita tidak mampu mengatasinya. Konflik dapat dialami oleh semua orang, dari tua sampai muda, dari anak sekolah sampai mahasiswa, bahkan tua renta sekalipun karena konflik berawal dari pengambilan keputusan dalam hidup. Pengambilan keputusan dihadapkan pada dua atau lebih pilihan, yaitu harus memilih yang satu dan meninggalkan yang lain..


Kurt Lewin membagi konflik menjadi 3 macam yaitu konflik approach-approach, konflik approach-avoidance, dan konflik avoidance-avoidance.

1. Konflik approach-approach (mendekat-mendekat)
Yaitu konflik yang muncul ketika dihadapkan pada dua hal atau lebih yang sama-sama bersifat positif atau disukai.
Contoh : Sewaktu masih di kelas 3 SMA, saya mengikuti tes ujian masuk Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE). Hasil yang tak terduga, saya dinyatakan lulus dengan peringkat 2 di program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP). Saya sangat bahagia karena program studi ini adalah pilihan pertama saya. Banyak sekali keluarga saya yang menyarankan untuk melanjutkan kuliah disana karena berprospek sangat baik bagi masa depan. Akhirnya keluarga pun sepakat untuk membayar uang masuk di CWE sekaligus sebagai alternatif kalau saya tidak lulus di jalur SNMPTN Undangan. Hari pengumuman SNMPTN Undangan pun tiba, saya dinyatakan lulus di program studi Teknologi Informasi USU. Saya kembali berbahagia karena saya tidak harus berjuang di SNMPTN Tertulis. Namun, hal tersebut menimbulkan konflik dalam diri saya. Saya sangat menyukai kedua program studi ini, ditambah lagi keduanya sama-sama memiliki prospek yang baik. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia sehingga setelah lulus dari CWE bisa dipastikan saya akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang relatif tinggi. Teknologi Informasi juga merupakan program studi yang paling diincar. Bidang teknologi komputer sangat luas, hampir tidak ada bidang kehidupan yang tidak tersentuh oleh bidang teknologi komputer.  Luasnya bidang aplikasi tersebut, pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan tingginya kebutuhan pengembangan perangkat lunak memberikan prospek yang sangat cerah bagi lulusan Teknologi Informasi. Setelah berpikir panjang, akhirnya saya pun memilih jurusan Teknologi Informasi USU.

2. Konflik avoidance-avoidance (menjauh-menjauh)
Yaitu konflik yang muncul ketika dihadapkan pada dua hal atau lebih yang sama-sama bersifat negatif atau tidak disukai.
Contoh : Saya termasuk orang yang susah dalam makan, dalam arti cukup banyak makanan yang tidak saya sukai. Pernah suatu hari, saya pulang ke rumah dalam keadaan yang sangat lelah dengan jadwal mata kuliah yang sangat padat ditambah lagi jadwal laboratorium. Ketika sampai di rumah, rasanya ingin sekali langsung menyantap makanan favorit saya. Tapi apa mau dikata, yang tersedia hanyalah ikan kembung kuring dan ikan merah. Keduanya adalah ikan yang tidak saya sukai. Menurut saya, ikan kembung kuring itu sangat repot untuk dimakan. Sudah capek mengupas dagingnya, hasilnya pun tak seberapa. Tidak cukup 1 ekor untuk sekali makan dan saya memang kurang suka rasanya. Kalau ikan merah, saya memang tidak suka baunya ditambah lagi rasanya. Sangat berat bagi saya untuk memakan salah satunya. Tapi berhubung karena badan ini sudah terlalu lelah dan perut sudah keroncongan, mau tak mau akhirnya saya pun memilih untuk memakan ikan kembung kuring.

3. Konflik approach-avoidance (mendekat-menjauh)
Yaitu konflik yang muncul ketika dihadapkan pada dua hal atau lebih yang saling bertolak belakang, yang satu bersifat positif (disukai) dan yang lain bersifat negatif (tidak disukai). Konflik ini merupakan konflik yang paling sulit untuk dipecahkan.
T. Morgan et. Al. (1986: 301) dengan gamblang menyatakan: “The third type of conflict, approach-aavoidance, is often the most difficult to resolve because, in this type of conflict, a person is both attracted and repelled by the same goal object” (Jenis ketiga dari konflik, mendekat-menjauh, seringkali adalah jenis yang paling sulit dipecahkan karena, dalam konflik jenis ini, seseorang pada saat bersamaan menaruh minat terhadap dan dijauhkan dari objek tujuan yang sama).
Contoh : Belakangan ini saya sangat menyukai film-film Thailand. Bermula dari meng-copy salah satu film berjudul SuckSeed dari teman, saya menjadi ketagihan menonton film dari negeri gajah putih ini, terutama genre comedy-romantic dan horror. Film yang dihasilkan selalu sederhana dan tidak mudah ditebak ending-nya. Selain itu, budaya mereka hampir sama dengan budaya kita. Itulah mengapa saya sangat jatuh cinta kepada film Thailand, seperti SuckSeed dan Hormones The Series. Saking cintanya, saya ingin sekali mengoleksi semua merchandise resmi seperti CD, DVD, boxset, photobook, kaos, topi, hoodie yang dikirim langsung dari sana. Seperti ada rasa kepuasaan tersendiri kalau memilikinya. Tapi hal itu tentu akan memakan biaya yang sangat besar. Selain memang harga barang yang memang mahal, ditambah lagi biaya pengiriman Thailand-Indonesia juga tidak mau kalah bersaing yang terkadang bahkan lebih mahal dari harga barang itu sendiri. Saya sangat ingin membeli yang resmi, tapi uang saya tidak banyak dan saya sadar bahwa untuk keadaan ekonomi saat ini, belum kelasnya untuk saya membeli barang-barang semahal itu. Alhasil, saya hanya membeli beberapa merchandise dan itupun buatan dalam negeri yang tentu saja bukan original.

Setiap konflik tidak selalu bermuatan tunggal, tapi adakalanya melibatkan berbagai persoalan yang kompleks sekaligus. Pada alternatif pilihan yang ada terkandung banyak unsur positif dan negatif secara bersamaan. Konflik seperti ini lazim disebut multiple approach-avoidance conflict. Contoh konkrit, seorang perempuan dihadapkan pada pilihan menekuni karier di luar rumah atau menikah dan berkeluarga. Kedua-duanya mengandung sisi-sisi positif dan negatif sekaligus.

Konflik juga terjadi pada hubungan interpersonal, baik hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok. Konflik dalam hubungan interpersonal adalah “hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan” (Fisher et al. (2000:4). Masing-masing pihak mempunyai keinginan dan ekspektasi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi dengan keluarga di rumah, tetangga, teman sekerja, atau interaksi dengan masyarakat luas pada umumnya. Konflik-konflik ini pada gilirannya menimbulkan stres dan boleh jadi emosi turut menyertainya. 




Nama : Renato Rashidi S
NIM  : 121402015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff